Thursday, 23 October 2014

Tips Mengatasi Hipotermia di Gunung



Cuaca di gunung memang tidak bisa ditebak. Apalagi pada bulan-bulan basah. Meski gunung di Indonesia rata-rata hanya berketinggian sekitar 3.000 mdpl, tetapi pada musim hujan, badai gunung yang menyertai hujan sering menyerang dan mampu menurunkan suhu udara hingga mencapai di bawah titik beku atau di bawah 0 derajat celcius.
Bagi para pendaki gunung yang tidak siap dengan fisik, mental serta perlengkapan yang memadai, kondisi ini bisa menjadi sebuah malapetaka besar. Karena suhu udara sedingin itu, merupakan kondisi yang sangat asing bagi tubuh manusia, apalagi bagi orang-orang yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia.
Hypothermia merupakan salah satu gejala penyakit di ketinggian yang sering menyerang para pendaki gunung. Bahkan di Indonesia, hypothermia menduduki peringkat teratas sebagai ancaman maut serta “hantu” pencabut nyawa paling kejam bagi para pendaki gunung. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya hypothermia itu hingga bisa menjadi ancaman bak momok yang menakutkan bagi para pendaki gunung?
Jika kondisi tubuh terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit kronis.
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh. Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita pembekuan dan perlu diamputasi.
Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan lebat menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin dan berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali muncul kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis. Pakaian yang basah, kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan semakin parah bila pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh ernergi untuk memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan untuk makan, kecuali memang kehabisan makanan. Gejala -gejala kedinginan biasanya Pendaki akan menggigil kedinginan, gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban.
Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan akhirnya pingsan.
Nah untuk penanganannya anda bisa melakukan beberapa hal


sebagai berikut :
1.     Jangan biarkan penderita Hipotermia tertidur. Karena akan membuat penderita kehilangan kesadaran dan tidak mampu lagi menghangatkan dirinya. Karena menggigil adalah usaha badan kita untuk tetap hangat. Maka biarkan si penderita tetap sadar dan menggigil.
2.   Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita.
3.   Jika pakaian si penderita basah, segeralah ganti dengan pakaian yang kering dan hangat.
4.   Usahakan untuk menempatkan si penderita di tempat yang terlindung dari hembusan angin misalnya di dalam tenda/shelter.
5.   Jangan baringkan penderita ke tanah. Usahakan agar penderita memakai alas yang kering dan hangat.
6.   Jika ada usahakan masukkan penderita dalam sleeping bag yang kering
7.   Letakkan botol terisi air hangat (bukan panas) ke dalam sleeping bag,untuk membantu memanaskan suhu dalam sleeping bag.
8.   Lakukan skin to skin jika perlu. Karena panas tubuh dari org yang lebih sehat bisa membantu menghangatkan si penderita.
9.   Jika bisa buatlah perapian di samping kanan dan kiri penderita
10.                       Segera setelah penderita sadar, selain berikan minuman hangat, berilah juga makanan yang manis-manis, karena zat hidrat arang cepat sekali menghasilkan panas dan tenaga.
Nah, teman-teman itu tadi sekilas cara penanganan penderita Hipotermi. Senantiasa selalu always persiapkan fisik, mental dan perlengkapan anda saat berencana untuk mendaki gunung.

Semoga bermanfaat. Salam Lestari

From : Taufik Akbar

No comments:

Post a Comment