Banyak sudah kematian di gunung
yang menimpa para pendakinya. Yang bisa kita lihat, tingkat kematian
tersebut banyak terjadi dan menimpa para pendaki pemula. Mengapa?
Laksana puncak gunung es, banyaknya yang tewas di gunung yang
menimpa pendaki pemula kebanyakan akibat tindakan sembrono dan tidak
memiliki ilmu yang cukup.
Adriane Balinger, pemandu naik gunung dan pendiri Alpenglow Expeditions mengatakan dalam 10 tahun terakhir ada tren kenaikan pendaki pemula naik gunung. "Ini mungkin karena di internet banyak yang menganggap naik gunung itu mudah," ungkap Adriane.
Kegiatan pendakian sudah bukan lagi kegiatan yang dimonopoli oleh organisasi - organisasi pecinta alam. Setiap orang yang ingin mendaki gunung, dengan motivasi yang beragam, dapat dengan mudah berangkat menjelajah alam.
Hal ini didorong oleh semakin berkembangnya internet, yang menyediakan informasi tentang kegiatan ini. Informasi tentang gunung, seperti lokasi, ketinggian, kondisi jalur, posisi pos - pos yang ada, akses transportasi dan lain - lain dapat dengan mudah diperoleh dari media internet.
Komunitas - komunitas pendaki yang terbentuk di dunia maya, yang merupakan media bertukar informasi pendakian di antara anggotanya, juga memberi sumbangan yang tidak sedikit pada perkembangan aktifitas pendakian.
Pendaki - pendaki pemula, seringkali mengabaikan keselamatan. Entah mereka memang tidak tahu atau memang tidak peduli. Mendaki gunung sepertinya dianggap piknik di halaman rumah atau sekedar jalan - jalan ke mall.
Sudah menjadi pemandangan yang lumrah, banyak pendaki dadakan yang tidak membawa perlengkapan dan pakaian yang memadai apalagi dukungan pengetahuan yang cukup. Tas kecil yang dibawa, penuh berisi pelengkapan fashion daripada logistik. Bangga melangkah dengan sandal jepit. Dan yang lebih menyedihkan, seringkali tidak membawa tenda.
Pendaki pemula berisiko tewas di gunung, dan oleh sebab pendaki pemula yang tidak berpengalaman dan cedera atau celaka, menambah masalah pemerintah lokal di daerah gunung. Sumber daya manusia yang tak cukup harus membantu pendaki pemula yang cedera.
Di Perancis bahkan muncul wacana pendaki pemula yang diselamatkan harus membayar biaya penyelamatannya sendiri. Khusus untuk gunung yang sulit didaki, sebaiknya pendaki yang berpengalaman yang boleh.
Ini bukan berarti dilarang mendaki, namun demi keselamatan nyawa sendiri. Selain mereka tidak memiliki ilmu yang cukup, kadang mereka sembrono.
Adriane Balinger, pemandu naik gunung dan pendiri Alpenglow Expeditions mengatakan dalam 10 tahun terakhir ada tren kenaikan pendaki pemula naik gunung. "Ini mungkin karena di internet banyak yang menganggap naik gunung itu mudah," ungkap Adriane.
Kegiatan pendakian sudah bukan lagi kegiatan yang dimonopoli oleh organisasi - organisasi pecinta alam. Setiap orang yang ingin mendaki gunung, dengan motivasi yang beragam, dapat dengan mudah berangkat menjelajah alam.
Hal ini didorong oleh semakin berkembangnya internet, yang menyediakan informasi tentang kegiatan ini. Informasi tentang gunung, seperti lokasi, ketinggian, kondisi jalur, posisi pos - pos yang ada, akses transportasi dan lain - lain dapat dengan mudah diperoleh dari media internet.
Komunitas - komunitas pendaki yang terbentuk di dunia maya, yang merupakan media bertukar informasi pendakian di antara anggotanya, juga memberi sumbangan yang tidak sedikit pada perkembangan aktifitas pendakian.
Pendaki - pendaki pemula, seringkali mengabaikan keselamatan. Entah mereka memang tidak tahu atau memang tidak peduli. Mendaki gunung sepertinya dianggap piknik di halaman rumah atau sekedar jalan - jalan ke mall.
Sudah menjadi pemandangan yang lumrah, banyak pendaki dadakan yang tidak membawa perlengkapan dan pakaian yang memadai apalagi dukungan pengetahuan yang cukup. Tas kecil yang dibawa, penuh berisi pelengkapan fashion daripada logistik. Bangga melangkah dengan sandal jepit. Dan yang lebih menyedihkan, seringkali tidak membawa tenda.
Pendaki pemula berisiko tewas di gunung, dan oleh sebab pendaki pemula yang tidak berpengalaman dan cedera atau celaka, menambah masalah pemerintah lokal di daerah gunung. Sumber daya manusia yang tak cukup harus membantu pendaki pemula yang cedera.
Di Perancis bahkan muncul wacana pendaki pemula yang diselamatkan harus membayar biaya penyelamatannya sendiri. Khusus untuk gunung yang sulit didaki, sebaiknya pendaki yang berpengalaman yang boleh.
Ini bukan berarti dilarang mendaki, namun demi keselamatan nyawa sendiri. Selain mereka tidak memiliki ilmu yang cukup, kadang mereka sembrono.
From : Taufik Akbar & http://www.belantaraindonesia.org
No comments:
Post a Comment