Mendaki gunung, menapak jejak di
tengah hutan belantara, mengayuh langkah satu demi satu di tanjakan yang
seolah tiada henti, merupakan sebuah keunikan penuh gairah yang
dilakukan oleh para pendaki gunung. Sebuah hal yang terkadang sangat
dirindukan saat lama tak terengkuh. Mendaki gunung tak hanya menggapai puncak, tetapi proses perjalanan yang sering menjadi hal utama.
Para pendaki gunung, sering kita menjumpai, ketika lelah dalam
pendakian akan duduk istirahat untuk sekedar mengumpulkan energi kembali
guna kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Tetapi banyak dari
pendaki yang terlalu lama beristirahat.
Hal tersebut sebaiknya jangan dilakukan. Mengapa? Akan lebih terasa cepat pegal! Alasannya?
Awal - awal tubuh akan memakai glikogen di otot melalui metabolism anaerobic ( Grafik kotak hitam ) dengan hasil sampingan asam laktat.
Asam laktat ini yang bikin rasa sakit dan pegel di otot. Asam
laktat ini akan maksimal dibuang jika aliran darah ke otot lancar. Kalau
istirahat dengan posisi kaki salah ya sama saja masih menumpuk asam
laktat. Kalau jalan pelan dengan konstan, malah melancarkan pembuluh
darah balik / vena di kaki buat membawa asam laktat ke hepar / hati agar diolah lebih lanjut.
Jika aktivitas berlanjut tubuh akan menggunakan cadangan lemak otot melalui metabolism aerobic ( grafik kotak putih ). Jika kita terlalu lama beristirahat, metabolism aerobic tidak maksimal tercapai karena proses metabolisme ini butuh hitungan jam.
Kita akan kembali lagi dari awal ke metabolism anaerobic, asam laktat
lagi, pegel lagi, males lagi, begitu seterusnya. Jadi start mendaki pelan tapi konstan, usahakan istirahat tanpa sering duduk. Biarkan metabolism aerobic yang mengambil alih kebutuhan energi kita
Kadar gula di dalam darah selalu dipertahankan stabil, karena
otak kita lebih butuh gula dibanding otot kita. Jika kebutuhan gula buat
otot sampai mencuri gula yang diperuntukkan untuk otak, kita akan
mengalami pusing, berkunang.
Dari grafik bulat terlihat dalam 2 jam aktivitas, kadar gula
darah mulai menurun. Oleh karena itu, konsumsi makanan seperti coklat,
gula setiap 2 - 3 jam akan memberikan tambahan sumber energi buat otak
kita bekerja terus menerus dengan prima meski cadangan energi habis -
habisan dipakai oleh otot kita.
From : Taufik Akbar & http://www.belantaraindonesia.org
No comments:
Post a Comment