
Dahulu
kala, model makanan plastik yang terbuat dari lilin. Lilin itu mencair
dan berpori ke dalam cetakan yang terbuat dari Kanten-寒天 (semacam jelly rumput laut),
tetapi produsen sekarang menggunakan cetakan silikon di mana mereka
menuangkan plastik cair panas hingga mengeras. Bahan dan teknik modern
rupanya membuat makanan jauh terlihat lebih realistis. Restoran mengirim
konsep dan bahan makanan yang mereka inginkan direplikasi, bersamaan
dengan foto. Silikon dituangkan di didalam kotak alumunium dan mengeras
ke dalam cetakan, yang kemudian diisi dengan plastik cair dan dimasak
dalam oven. Kemudian ini adalah hal yang tersulit - mendapatkan detail
yang tepat. Cat minyak, kuas, cat air, pisau dan alat ukir adalah bagian
dari proses pembuatan secara manual, tetapi mereka semua tetap menjaga
kerahasiaan teknik mereka.
Model
makanan plastik sudah populer di seluruh Jepang dan negara-negara
tetangga seperti Korea Selatan dan Cina, mereka juga telah mengadopsi
teknik pemasaran seperti ini. Model makanan Plastik sudah lebih dari
sekedar iklan makanan yang baik, tetapi tingkat detail telah mengangkat
kerajinan ini ke bentuk seni dan beberapa telah dipamerkan di
tempat-tempat terkenal seperti Victoria dan Albert Museum, di London.
Restoran
sudah menjadi sangat pemilih, sehingga setiap perusahaan pembuat
makanan plastik hidangan harus diciptakan sempurna. Pembuat makanan
plastik semua mengetahui dasar-dasar perdagangan, tetapi mereka harus
berimprovisasi untuk menemukan cara dan membuat makanan plastik tampak
sama baik atau lebih baik daripada yang asli dihidangkan. Hal ini
membuat dunia yang berbeda kepada pemilik restoran, karena dengan
makanan plastik seharusnya menghilangkan keraguan pelanggan. Pelanggan
menjadi tidak blur dalam memilih makanan, mereka jadi tau apa yang akan
mereka terima untuk dimakan, tidak seperti restoran di seluruh dunia
yang kebanyakan mereka hanya menebak-nebak dari menu. Meskipun makanan
riil tidak selalu terlihat sempurna seperti model plastik, setidaknya
mereka mendapatkan ide yang cukup bagus sebelum memesan.
From : Taufik Akbar & food news
No comments:
Post a Comment