Friday, 30 September 2016

       Ekonomi Indonesiaku


Jika kita berbicara tentang ekonomi Indonesia pastiah tidak ada habisnya untuk di bahas ,dengan segala permasalahan yang ada. Dan di Indonesia ada salah satu perempuan yang bisa di sebut sebagai pahlawan ekonomi, kenapa? Karena beliau ikut serta dan berkontribusi untuk meretas kesenjangan perekonomian yang ada di pasar tradisional. Jadi pembahasan kali ini lebih menitik beratkan pada “Pasar Tradisional” dan perempuan itu adalah ibu Mursida Rambe yang lahir di Pangkalan Brandan, 21 oktober 1967 dengan di karuniai dua orang putra dan satu orang putri. Ibu Mursida Rambe melanjutkan pendidikannya di kota Jogjakarta dari salah satu provinsi di Indonesia yaitu provinsi Sumatra, beliau melanjutkan pendidikannya di Univesitas Muhammadiah Yogyakarta atau bisa di singkat UMY dengan prodi S1 Dakwah.

Kemudian kepedulian dan keprihatinan beliau tumbuh dan berkembang pada perekonomian di salah satu pasar tradisonal di kota Jogjakarta, yaitu pasar tradisional Bringharjo. Kemudian ibu Mursida Rambe mendirikan sebuah koperasi yang di beri nama BMT Bringharjo dengan dua orang temannya yang sama -  sama berasal dari provinsi sumatera namun berbeda daerah, dan yang menjadikan unik adalah mereka bertiga berasal dari provinsi yang sama dan tujuan yang sama yaitu ingin melanjutkan pendidikannya di kota Jogjakarta namun dengan tingkat lulus sekolah yang berbeda – beda. Dan pada awal pedirian BMT Bringharjo mendapat modal sebesar Rp.1.000.000 dengan modal yang sangat terbatas dan 50% modalnya di titik beratkan pada percetakan dan segala peralatan berasal dari peralatan pribadi di kos, dan untuk mobilitas BMT Bringharjo pada mulanya meminjam speda motor dari penjaga masjid di salah satu masjid di daerah pasar Bringharjo dan tempat awal BMT Bringharjo di ruangan di serambi masjid pasar Bringharjo.

Kemudian salah satu cerita dari ibu Mursida Rambe dalam mendirikan BMT Bringharjo beliau pernah pada suatu hari membawa sebuah papan teriplex dari kos – kosannya dan membawanya menuju kantor BMT Bringharjo, dan pertanyaannya mengapa beliau membawa papan tersebut?

Karena beliau ingin menjadikan papan teriplex tadi sebagai papan nama dari BMT Bringharjo, dan agar masyarakat sekitar tau tentang keberadaan koperasi tersebut. Dan tujuan utama di dirikannya BMT Bringharjo yaitu untuk membantu masyarakat kelas bawah yang melakukan perekonomiannya di pasar tradisional Bringharjo bisa terlepas dari para rentenir yang sangat menjerat dan mencekik para pedagang kecil yang ada dengan bunga 15% - 30% dalam sehari dan semakin bertambah persentasenya, hingga ada salah satu cerita tentang pedagang yang rela menjual rumahnya untuk membayar hutangnya pada para renternir tersebut.

Kemudian setelah berjalan sekian lama BMT Bringharjo berkembang hampir di setiap daerah di Indonesia dengan tujuan yang sama, dan akhirnya BMT Bringharjo menjadi BMT Indonesia dengan ruang lingkup dan cakupan yang lebih luas. Karena ruang lingkupnya sudah lebih luas BMT Indonesia marak mengadakan pembinaan atau seminar pada BMT cabang yang tersebar, dan BMT Indonesia mempunyai motto “WUJUD NYATA ASA EKONOMI KERAKYATAN”

Dan musuh terbesar adalah sistem ekonomi kapitalis, mengapa? Karena sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi di mana perdagangan industri dan alat – alat produksi di kendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih untung sebesar – besarnya.
Dan kemudian ibu Mursida Rambe memberikan contoh : mengapa kita justru berbangga menjadi konsumen, dan bukan menjadi produsen dan pemilik usaha tersebut? Contohnya produk Aqua yang dimiliki oleh Danone yang notabennya adalah perusahaan dari negara Francis yang mengolah sumber daya alam yang seharusnya milik kita Indonesia.

Mungkin sekian yang dapat saya jabarkan dan bagi untuk para pembaca sekalian dan terimakasih.  

No comments:

Post a Comment