Ekonomi Indonesiaku
Jika kita berbicara tentang ekonomi Indonesia pastiah tidak ada habisnya untuk di bahas ,dengan segala permasalahan yang ada. Dan di Indonesia ada salah satu perempuan yang bisa di sebut sebagai pahlawan ekonomi, kenapa? Karena beliau ikut serta dan berkontribusi untuk meretas kesenjangan perekonomian yang ada di pasar tradisional. Jadi pembahasan kali ini lebih menitik beratkan pada “Pasar Tradisional” dan perempuan itu adalah ibu Mursida Rambe yang lahir di Pangkalan Brandan, 21 oktober 1967 dengan di karuniai dua orang putra dan satu orang putri. Ibu Mursida Rambe melanjutkan pendidikannya di kota Jogjakarta dari salah satu provinsi di Indonesia yaitu provinsi Sumatra, beliau melanjutkan pendidikannya di Univesitas Muhammadiah Yogyakarta atau bisa di singkat UMY dengan prodi S1 Dakwah.
Kemudian kepedulian
dan keprihatinan beliau tumbuh dan berkembang pada perekonomian di salah satu
pasar tradisonal di kota Jogjakarta, yaitu pasar tradisional Bringharjo.
Kemudian ibu Mursida Rambe mendirikan sebuah koperasi yang di beri nama BMT
Bringharjo dengan dua orang temannya yang sama - sama berasal dari provinsi sumatera namun
berbeda daerah, dan yang menjadikan unik adalah mereka bertiga berasal dari
provinsi yang sama dan tujuan yang sama yaitu ingin melanjutkan pendidikannya
di kota Jogjakarta namun dengan tingkat lulus sekolah yang berbeda – beda. Dan
pada awal pedirian BMT Bringharjo mendapat modal sebesar Rp.1.000.000 dengan
modal yang sangat terbatas dan 50% modalnya di titik beratkan pada percetakan
dan segala peralatan berasal dari peralatan pribadi di kos, dan untuk mobilitas
BMT Bringharjo pada mulanya meminjam speda motor dari penjaga masjid di salah
satu masjid di daerah pasar Bringharjo dan tempat awal BMT Bringharjo di
ruangan di serambi masjid pasar Bringharjo.
Kemudian salah satu
cerita dari ibu Mursida Rambe dalam mendirikan BMT Bringharjo beliau pernah pada
suatu hari membawa sebuah papan teriplex dari kos – kosannya dan membawanya
menuju kantor BMT Bringharjo, dan pertanyaannya mengapa beliau membawa papan
tersebut?
Karena beliau ingin
menjadikan papan teriplex tadi sebagai papan nama dari BMT Bringharjo, dan agar
masyarakat sekitar tau tentang keberadaan koperasi tersebut. Dan tujuan utama
di dirikannya BMT Bringharjo yaitu untuk membantu masyarakat kelas bawah yang
melakukan perekonomiannya di pasar tradisional Bringharjo bisa terlepas dari para
rentenir yang sangat menjerat dan mencekik para pedagang kecil yang ada dengan
bunga 15% - 30% dalam sehari dan semakin bertambah persentasenya, hingga ada
salah satu cerita tentang pedagang yang rela menjual rumahnya untuk membayar
hutangnya pada para renternir tersebut.
Kemudian setelah
berjalan sekian lama BMT Bringharjo berkembang hampir di setiap daerah di Indonesia
dengan tujuan yang sama, dan akhirnya BMT Bringharjo menjadi BMT Indonesia
dengan ruang lingkup dan cakupan yang lebih luas. Karena ruang lingkupnya sudah
lebih luas BMT Indonesia marak mengadakan pembinaan atau seminar pada BMT
cabang yang tersebar, dan BMT Indonesia mempunyai motto “WUJUD NYATA ASA
EKONOMI KERAKYATAN”
Dan musuh terbesar
adalah sistem ekonomi kapitalis, mengapa? Karena sistem ekonomi kapitalis
adalah sistem ekonomi di mana perdagangan industri dan alat – alat produksi di
kendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi
pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih untung sebesar –
besarnya.
Dan kemudian ibu
Mursida Rambe memberikan contoh : mengapa kita justru berbangga menjadi konsumen,
dan bukan menjadi produsen dan pemilik usaha tersebut? Contohnya produk Aqua
yang dimiliki oleh Danone yang notabennya adalah perusahaan dari negara Francis
yang mengolah sumber daya alam yang seharusnya milik kita Indonesia.
Mungkin sekian yang
dapat saya jabarkan dan bagi untuk para pembaca sekalian dan terimakasih.